#temantapimenikah
novel #temantapimenikah |
Judul : #temantapimenikah
Penulis : Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun terbit : 2016
.
.
Novel ini bercerita tentang kehidupan si penulis, yaitu Ayudia dan Ditto, sejak awal pertemuan hingga kehidupan yang sekarang.
Dimulai dari tahun 2004, dimana menjadi tahun pertama pertemuan mereka di sebuah kelas kala SMP. Ayu dengan gaya tomboynya meminta izin untuk duduk di bangku kosong sebelah Ditto dan mengajaknya berkenalan ketika MOS. Dan perkenalan itu berlanjut saat mereka ternyata masuk ke dalam kelas yang sama.
Semakin hari, mereka semakin merasa cocok dan saling “nyambung”, sehingga membuat keduanya sering terlihat lengket. Di mana ada Ditto, di situ pula ada Ayu.
Hal tersebut berlanjut hingga SMA, di mana mereka sudah merencanakan untuk mendaftar di sekolah yang sama. Tujuannya sudah jelas, agar mereka bisa tetap terus bersama seperti masa SMP.
Keterbiasaan untuk selalu bersama-sama itulah yang akhirnya menumbuhkan rasa tak biasa dalam diri Ditto. Ditto tak tahu rasa macam apa itu. Yang ia tahu hanyalah, ia tak suka jika Ayu sedang bersama lelaki lain. Tapi Ditto tak bisa menunjukkan ketidaksukaannya itu di hadapan Ayu, demi menjaga hubungan persahabatan mereka.
Hubungan persahabatan antara Ditto dan Ayu masih berlanjut walau keduanya tidak menempuh pendidikan di kampus yang sama.
Namun, apakah perasaan Ditto akan tetap sama jika ia dan Ayu tak lagi sering bersama?
Dan bagaimana bisa Ditto dan Ayu pada akhirnya, seperti yang semua orang ketahui, memutuskan untuk menikah setelah lebih dari sepuluh tahun mempertahankan hubungan persahabatan?
Silakan baca sendiri ya, untuk tahu lebih lanjut dan detailnya. Hehe.
.
.
Sebagai pembaca yang sudah lama penasaran mengenai kisah Ditto dan Ayu ini, jujur saja saya merasa sedikit terganggu dengan banyaknya nama tokoh lain yang ada di kehidupan keduanya. Padahal tokoh-tokoh itu sebenarnya tidak begitu memberi pengaruh pada alur cerita. Saking banyaknya tokoh tambahan, saya hampir tak bisa mengingat siapa saja nama yang pernah disebutkan dalam novel ini, selain Andiko, adik dari Ditto.
Tapi jika dilihat dari alur novel ini, saya tidak merasa kesulitan untuk memahami inti ceritanya, karena memang sebagian besar berkisah tentang kehidupan remaja yang tak banyak mengalami masalah kompleks.
Dan sebagai salah satu pengagum kisah teman tapi menikahnya mereka, yang kemudian membaca novelnya ini, saya semakin kagum dengan Ayu, yang walaupun sibuk di dunia hiburan, ternyata bisa setia memberi dukungan pada karir sahabatnya, Ditto, dengan caranya sendiri.
Begitu juga dengan Ditto, yang membuat saya kembali berharap semoga masih ada sosok Ditto-Ditto lain di luar sana, yang dengan sabar, dewasa dan bijak dalam menyikapi dan mengontrol perasaannya. Ia lebih memilih memendam rasa cintanya kepada Ayu selama bertahun-tahun, hanya karena tak ingin merusak hubungan persahabatan yang sudah lebih dulu terjalin, untuk kemudian dinyatakan pada saat yang tepat.
“Ketika kita mencintai seseorang, mengejar hingga mendapatkannya, terkadang tidak selalu jadi hal yang baik. Ada kalanya kita hanya perlu tetap menjalani hidup dan biarkan Tuhan yang ambil alih. Karena belum tentu seseorang yang kita inginkan juga menginginkan kita.” -halaman 168-
Penulis : Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun terbit : 2016
.
.
Novel ini bercerita tentang kehidupan si penulis, yaitu Ayudia dan Ditto, sejak awal pertemuan hingga kehidupan yang sekarang.
Dimulai dari tahun 2004, dimana menjadi tahun pertama pertemuan mereka di sebuah kelas kala SMP. Ayu dengan gaya tomboynya meminta izin untuk duduk di bangku kosong sebelah Ditto dan mengajaknya berkenalan ketika MOS. Dan perkenalan itu berlanjut saat mereka ternyata masuk ke dalam kelas yang sama.
Semakin hari, mereka semakin merasa cocok dan saling “nyambung”, sehingga membuat keduanya sering terlihat lengket. Di mana ada Ditto, di situ pula ada Ayu.
Hal tersebut berlanjut hingga SMA, di mana mereka sudah merencanakan untuk mendaftar di sekolah yang sama. Tujuannya sudah jelas, agar mereka bisa tetap terus bersama seperti masa SMP.
Keterbiasaan untuk selalu bersama-sama itulah yang akhirnya menumbuhkan rasa tak biasa dalam diri Ditto. Ditto tak tahu rasa macam apa itu. Yang ia tahu hanyalah, ia tak suka jika Ayu sedang bersama lelaki lain. Tapi Ditto tak bisa menunjukkan ketidaksukaannya itu di hadapan Ayu, demi menjaga hubungan persahabatan mereka.
Hubungan persahabatan antara Ditto dan Ayu masih berlanjut walau keduanya tidak menempuh pendidikan di kampus yang sama.
Namun, apakah perasaan Ditto akan tetap sama jika ia dan Ayu tak lagi sering bersama?
Dan bagaimana bisa Ditto dan Ayu pada akhirnya, seperti yang semua orang ketahui, memutuskan untuk menikah setelah lebih dari sepuluh tahun mempertahankan hubungan persahabatan?
Silakan baca sendiri ya, untuk tahu lebih lanjut dan detailnya. Hehe.
.
.
Sebagai pembaca yang sudah lama penasaran mengenai kisah Ditto dan Ayu ini, jujur saja saya merasa sedikit terganggu dengan banyaknya nama tokoh lain yang ada di kehidupan keduanya. Padahal tokoh-tokoh itu sebenarnya tidak begitu memberi pengaruh pada alur cerita. Saking banyaknya tokoh tambahan, saya hampir tak bisa mengingat siapa saja nama yang pernah disebutkan dalam novel ini, selain Andiko, adik dari Ditto.
Tapi jika dilihat dari alur novel ini, saya tidak merasa kesulitan untuk memahami inti ceritanya, karena memang sebagian besar berkisah tentang kehidupan remaja yang tak banyak mengalami masalah kompleks.
Dan sebagai salah satu pengagum kisah teman tapi menikahnya mereka, yang kemudian membaca novelnya ini, saya semakin kagum dengan Ayu, yang walaupun sibuk di dunia hiburan, ternyata bisa setia memberi dukungan pada karir sahabatnya, Ditto, dengan caranya sendiri.
Begitu juga dengan Ditto, yang membuat saya kembali berharap semoga masih ada sosok Ditto-Ditto lain di luar sana, yang dengan sabar, dewasa dan bijak dalam menyikapi dan mengontrol perasaannya. Ia lebih memilih memendam rasa cintanya kepada Ayu selama bertahun-tahun, hanya karena tak ingin merusak hubungan persahabatan yang sudah lebih dulu terjalin, untuk kemudian dinyatakan pada saat yang tepat.
“Ketika kita mencintai seseorang, mengejar hingga mendapatkannya, terkadang tidak selalu jadi hal yang baik. Ada kalanya kita hanya perlu tetap menjalani hidup dan biarkan Tuhan yang ambil alih. Karena belum tentu seseorang yang kita inginkan juga menginginkan kita.” -halaman 168-
Komentar
Uwah,, qoutes terakhirnya indah sekaligus nyelekit banget.. "Adakalanya kita harus tetap melanjutkan hidup dan biarkan Tuhan yang mengambil alih. Karena belum tentu orang yang kita inginkan juga menginginkan kita dalam hidupnya.." hahahah sepertinya saya tahu bagaimana rasanya menginginkan seseorang yang ternyata tdk menginginkan kita.. Sakit pastinya
salam 1m1c mbak Yuni ^_^
Coba baca ebooknya aja, mbak. Di perpusnas ada.
Kisahnya menarik kok mbak, tapi ya gitu.. terlalu banyak tokoh lain dalam cerita.
Salam 1m1c juga, mbak. Terima kasih sudah mampir, baca, dan meninggalkan komentar.