SURAT RINDU YANG MENDAMBA TEMU
Selamat malam, Mas. Bukan karena kutulis surat ini ketika malam. Bukan. Karena ku tahu kau akan baca suratku saat malam menggiring manusia-manusia lain untuk terbaring akibat lelahnya masing-masing. Kau malah terjaga. Entah mengapa dan sedang apa. Tidurlah, Mas. Usai kau baca surat ini. Usai kau pahami apa rasa dalam surat ini. Usai kau tahui ada rindu yang melukai pemilik tulisan ini. Sakit. Adakah juga rindu untuk aku, Mas? Aku tahu, ada. Tapi tak bisa. Apa karena dia? Apa karena dia yang bahkan tak kau cinta? Apa karena dia? Apa karena dia yang bahkan tak pernah bisa mendewasakan keadaan? Apa karena dia? Apa karena dia yang bahkan tak pernah paham pendewasaan cinta? Masih juga kau bersama dia? Tegaslah, Mas. Dunia tak akan rela membiarkan aku, sang pemilik rindu untukmu, hanya terdiam menunggu. Dunia tak akan rela membiarkan kamu tak bahagia dengan dia yang memang tak mampu membahagiakan. Tegaslah, Mas. Tak usah lagi kau rasa malu aka...