Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

TITIK

Gambar
Titik-titik di akhir kalimat dalam sebuah halaman salah satu novel Titik. Kadang dianggap sebagai akhir suatu cerita. Ah, padahal, bagiku, titik sama saja dengan lampu merah di persimpangan jalan. Ia hanya memberi henti, tapi kemudian berjalan kembali. Titik. Memberi henti lebih lama daripada koma. Ia berbeda dengan koma, yang hanya memberi jeda. Koma hanya seperti helaan nafas di tengah cerita. Tapi tak memberi diam lebih lama. Titik. Hanya menjadi akhir suatu kalimat, bukan cerita. Kadang, ia seperti beristirahat, untuk kemudian melanjutkan kalimat di lain paragraf. Kadang, ia hanya berhenti, untuk kemudian melanjutkan cerita yang sering dianggap telah usai. Titik. Ia tak mengakhiri. Ia bukan tanda mati. Ia hanya memberi henti, untuk kemudian memulai kembali. 300118 -yw-

DIA ADALAH BAPAKKU TAHUN 90AN

Gambar
Melihat bus umum tanpa AC seperti ini, aku teringat sosok lelaki dimasa kecilku dulu, tahun 90an. Ia tak berbadan kekar, apalagi tinggi. Tapi parasnya selalu membuatku jatuh hati. Setiap hari. Bahkan hingga saat ini. Dulu, ia satu-satunya lelaki yang ketika bus egrek-egrek (sejak kecil, aku menyebut bus umum dengan sebutan itu) sudah sampai di tujuan, ia dengan sigapnya langsung turun dan kemudian membalikkan tubuhnya membelakangi pintu bus. Tubuh yang tak tinggi itu, sedikit dibungkukkannya. Sambil sesekali menengok pintu bus di belakangnya. "Eeggggh... Yuk!" hanya itu yang ia ucap. "Duuuh anak wedokkuuu, pendekar mabukkuuu. Saben mudik kok mesti dadi sing paling nelangsa," kalimat semacam itu yang pertama kali diucapkannya setiap kali turun dari bus. ("Duuuh anak perempuankuuu, pendekar mabukkuuu. Tiap mudik kok selalu jadi yang paling menderita.") Aku hanya diam, di atas punggungnya. "Pengin ma'em opo, Nduk?" ("Pen...

#temantapimenikah

Gambar
novel #temantapimenikah Judul : #temantapimenikah Penulis : Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion Penerbit : Elex Media Komputindo Tahun terbit : 2016 . . Novel ini bercerita tentang kehidupan si penulis, yaitu Ayudia dan Ditto, sejak awal pertemuan hingga kehidupan yang sekarang. Dimulai dari tahun 2004, dimana menjadi tahun pertama pertemuan mereka di sebuah kelas kala SMP. Ayu dengan gaya tomboynya meminta izin untuk duduk di bangku kosong sebelah Ditto dan mengajaknya berkenalan ketika MOS. Dan perkenalan itu berlanjut saat mereka ternyata masuk ke dalam kelas yang sama. Semakin hari, mereka semakin merasa cocok dan saling “nyambung”, sehingga membuat keduanya sering terlihat lengket. Di mana ada Ditto, di situ pula ada Ayu. Hal tersebut berlanjut hingga SMA, di mana mereka sudah merencanakan untuk mendaftar di sekolah yang sama. Tujuannya sudah jelas, agar mereka bisa tetap terus bersama seperti masa SMP. Keterbiasaan ...