TITIK
Titik-titik di akhir kalimat dalam sebuah halaman salah satu novel Titik. Kadang dianggap sebagai akhir suatu cerita. Ah, padahal, bagiku, titik sama saja dengan lampu merah di persimpangan jalan. Ia hanya memberi henti, tapi kemudian berjalan kembali. Titik. Memberi henti lebih lama daripada koma. Ia berbeda dengan koma, yang hanya memberi jeda. Koma hanya seperti helaan nafas di tengah cerita. Tapi tak memberi diam lebih lama. Titik. Hanya menjadi akhir suatu kalimat, bukan cerita. Kadang, ia seperti beristirahat, untuk kemudian melanjutkan kalimat di lain paragraf. Kadang, ia hanya berhenti, untuk kemudian melanjutkan cerita yang sering dianggap telah usai. Titik. Ia tak mengakhiri. Ia bukan tanda mati. Ia hanya memberi henti, untuk kemudian memulai kembali. 300118 -yw-